Si kabayan dan kerbau

 


 Si kabayan dan kerbau

---

       Di sebuah desa yang subur di kaki gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Si Kabayan. Ia terkenal dengan sifatnya yang malas, tetapi cerdik. Walaupun sering membuat orang tua dan mertuanya kesal, Kabayan selalu saja punya cara untuk menghindari pekerjaan yang dianggapnya terlalu berat.


Suatu pagi, mertuanya memanggil Si Kabayan.

"Kabayan, pekerjaan di sawah sudah menumpuk. Kalau kamu tidak membantu, bagaimana kita bisa panen tahun ini? Pergilah ke sawah dan bajak tanahnya dengan kerbau ini!"


Mendengar itu, Si Kabayan menghela napas panjang. Dalam hatinya, ia berpikir, "Aduh, kenapa harus aku yang bekerja? Bukankah ada kerbau? Kerbau itu lebih kuat daripada aku. Tapi, kalau aku menolak, pasti mertua akan memarahiku habis-habisan."


Dengan enggan, Si Kabayan membawa kerbau ke sawah. Setibanya di sana, ia memandang hamparan tanah yang luas dengan raut wajah malas.

"Ini sawah sebesar ini harus aku bajak? Berapa lama aku akan selesai?" gumam Kabayan sambil menggaruk kepalanya.


Ia pun mulai membajak tanah. Namun, baru beberapa langkah, ia sudah merasa lelah. Peluh bercucuran di dahinya, dan tubuhnya terasa pegal. Ia berhenti sejenak di bawah pohon untuk beristirahat. Sambil duduk, Si Kabayan melihat kerbau yang berdiri tenang. Ia berpikir keras mencari cara agar tidak perlu bekerja keras.


Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang terlintas di pikirannya. Dengan senyum licik, ia berkata kepada kerbau,

"Hei, Kerbau! Kamu ini kan hewan yang kuat. Masa hanya membajak sawah saja kamu tidak bisa? Kenapa aku harus ikut berjalan di belakangmu? Sudah, kamu bajak sendiri saja sawah ini!"


Si Kabayan kemudian mengambil tali pengikat bajak dan mengikatkannya di leher kerbau. Setelah memastikan semuanya terpasang, ia berbaring kembali di bawah pohon sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

"Kalau kerbau ini pintar, dia pasti bisa menyelesaikan pekerjaan ini sendiri," pikirnya dengan santai.


Namun, kerbau hanya diam di tempat, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Si Kabayan yang malas memaksa kerbau bekerja, tetapi tetap saja tanah tidak tergarap. Sementara itu, Kabayan tertidur pulas di bawah pohon.


Tak lama kemudian, mertuanya datang untuk memeriksa pekerjaan Si Kabayan. Ia terkejut melihat sawah yang masih belum tergarap sama sekali. Yang dilihatnya hanyalah kerbau berdiri diam di tengah sawah dan Si Kabayan tidur di bawah pohon. Dengan nada kesal, ia membangunkan menantunya.

"Kabayan! Apa yang kamu lakukan?! Kenapa sawah ini belum selesai dibajak?"


Kabayan yang masih setengah mengantuk menguap dan menjawab santai,

"Kerbaunya yang malas, Bapak. Sudah saya beri kesempatan untuk bekerja, tapi dia hanya diam saja. Jadi, ini bukan salah saya."


Mertuanya memandang Kabayan dengan tatapan tidak percaya. Ia berkata,

"Kabayan, kerbau itu tidak tahu cara bekerja sendiri! Kamu yang harus memandunya! Bukannya tidur, seharusnya kamu membantunya!"


Kabayan hanya cengengesan sambil berkata,

"Ah, Bapak ini terlalu keras pada kerbau. Kasihan dia, pasti lelah. Makanya, saya biarkan dia istirahat."


Mendengar jawaban itu, mertuanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

"Dasar Kabayan! Kalau kamu terus seperti ini, kapan hidup kita akan makmur?"


Akhirnya, mertuanya terpaksa ikut membantu membajak sawah. Kabayan pun mau tidak mau ikut bekerja setelah mertuanya mengawasinya dengan ketat. Meski malas, Si Kabayan tetap berhasil menyelesaikan pekerjaannya, meskipun dengan banyak keluhan.

--


Comments

Popular posts from this blog

Burung Lovebird bercinta

liburan hari raya

Kisah cinta luntung kasarung dan prubasari